Propellerads

Alergi, bagaimana mengatasinya?

Alergi
Alergi adalah respon abnormal dari sistem kekebalan tubuh dimana terjadi kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik) atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik. Dengan kata lain, tubuh manusia bereaksi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat atopik. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen. Alergi disebabkan oleh produksi antibodi berjenis IgE.

Alergi merupakan masalah yang sangat umum dan mempengaruhi setidaknya dua dari 10 orang. Sistem kekebalan tubuh setiap orang berbeda sehingga ada beberapa orang yang sangat sensitif terhadap alergen (faktor pemicu alergi) tertentu,  sedangkan sebagian orang yang lain tidak. Ada dua faktor penyebab, yaitu genetik dan lingkungan. Risiko alergi sangat berhubungan dengan sejarah alergi orang tua. Alergi diturunkan oleh kedua orangtuanya dengan tingkat resiko sebagai berikut:


  • Faktor Genetik. 

Kedua orangtua tidak memiliki riwayat alergi (termasuk asma), maka anak tetap dapat terkena alergi dengan tingkat resiko maksimum 15 persen
Salah satu orangtua mengalami riwayat alergi, maka resiko anak mendapat alergi meningkat menjadi 20-40 persen
Kedua orangtua mengalami riwayat alergi, maka resiko anak mendapat alergi meningkat lagi menjadi 60-80 persen


  • Faktor lain adalah lingkungan. 

Reaksi alergi terjadi jika Anda terkena suatu alergen. Semakin besar dan berulang-ulang paparan alergen, maka alergi pun cepat berkembang. Selain itu ada faktor lain yang 'berkomplot' menyebabkan kondisi-kondisi alergi, diantaranya kebiasaan merokok, polusi, infeksi, dan hormon. Alergen setiap orang berbeda-beda. Beberapa alergen yang paling sering ditemukan, yaitu:


  • Tungau dan debu rumah

Tungau hidup dari kerak kulit manusia yang terkelupas secara teratur menjadi debu dalam rumah. Tungau suka hidup di tempat hangat dan lembap, misalnya kasur, seprai, selimut, bantal, sofa, dan lainnya. Tungau ini sangat kecil sehingga memungkinkan melayang-layang di udara. Tungau yang terhirup dapat menyebabkan gejala demam serbuk sari (hay fever) dan asma. Jika terkena kulit, dapat menyebabkan eksem.


  • Rumput dan serbuk bunga (pollen)

Serbuk ini berbentuk butiran kecil yang dibawa oleh serangga dan angin. Jika terkena mata, hidung, atau paru-paru pada orang yang sangat peka, bisa menyebabkan hay fever.  


  • Kulit, bulu, dan ludah hewan

Hampir semua hewan berbulu dapat menyebabkan alergi. Alergen yang terdapat di kerak kulit, bulu, dan ludah hewan dapat bertahan lama dan sangat mudah menyebar sehingga dapat menyerang orang yang bukan pemilik hewan tersebut.


  • Makanan

Alergi makanan muncul dalam berbagai bentuk, dari gejala ringan seperti gatal-gatal dan bibir bengkak, hingga ke serangan yang mengancam jiwa. Makanan yang paling umum menimbulkan alergi adalah seafood.


  • Obat

Beberapa antibiotik dapat menyebabkan alergi. Biasanya, reaksi alergi tidak timbul pada saat pertama kali obat itu diminum, tapi pada pemakaian berikutnya.

Meski penyebab alergi beragam, hanya ada dua jenis alergi yaitu alergi yang mengganggu pernapasan seperti asma dan alergi rinitis (bersin dan pilek berulang terutama di pagi hari) serta alergi yang timbul pada kulit, contohnya urtikaria (biduran), eksim yang disebabkan antara lain oleh kosmetik atau logam (perhiasan). 

Reaksi Alergi

Apa yang Terjadi Selama Reaksi Alergi?
Pertama-tama, seseorang terkena alergen dengan cara menghirup, menelan, atau kontak alergen dengan kulitnya. Setelah seseorang terkena alergen, akan terjadi rangkaian reaksi alergi sebagai berikut:

Tubuh mulai memproduksi antibodi jenis tertentu, yang disebut IgE, untuk mengikat allergen. Antibodi melekat pada sel darah yang disebut sel mast. Sel Mast dapat ditemukan di saluran pernapasan, saluran penceranaan, dan tempat lainnya. Kehadiran sel mast pada saluran pernapasan dan saluran pencernaan membuat daerah ini lebih rentan terhadap paparan alergen. Alergen terikat dengan IgE, yang melekat pada sel mast. Hal ini menyebabkan sel mast untuk melepaskan bermacam bahan kimia ke dalam darah. Senyawa kimia utama seperti Histamin, menyebabkan sebagian besar gejala reaksi alergi.

Apa saja Gejala dari Reaksi Alergi?
Gejala umum dari reaksi alergi terhadap alergen yang dihirup atau kontak kulit meliputi:

  1. Gatal, mata berair
  2. Bersin
  3. Hidung gatal dan beringus
  4. Ruam
  5. Merasa lelah atau sakit
  6. Gatal-gatal (ruam dengan bercak-bercak merah)


Paparan pemicu lain dapat menyebabkan reaksi alergi yang berbeda:


Alergi makanan. Reaksi alergi terhadap alergen makanan, yang dapat juga menyebabkan kram perut, muntah, atau diare.
Sengatan serangga. Reaksi alergi terhadap sengatan dari lebah atau serangga lain, yang dapat menyebabkan pembengkakan lokal, kemerahan, dan rasa nyeri.

Tingkat keparahan dari gejala reaksi alergi, dapat bervariasi, antara lain:
Gejala ringan, yang mungkin hampir tidak terlalu mencolok. Gejala ini hanya membuat Anda merasa sedikit tidak enak badan.
Gejala menengah, yang dapat membuat Anda merasa sakit, seolah-olah Anda terkena flu atau pilek.
Reaksi alergi yang parah, yang membuat Anda sakit bahkan terasa lumpuh.

Sebagian besar gejala reaksi alergi akan hilang tidak lama setelah tidak terkena paparan alergen. Reaksi alergi yang paling parah disebut anafilaksis. Jika terjadi anafilaksis, alergen menyebabkan seluruh tubuh bereaksi terhadap alergi yang dapat mencakup:
  • Gatal-gatal di seluruh tubuh (bukan hanya di daerah terkena)
  • Mengi atau sesak napas
  • Suara serak atau sesak di tenggorokan
  • Kesemutan di tangan, kaki, bibir, atau kulit kepala
  • Anafilaksis sangat berbahaya karena mengancam jiwa dan segera memerlukan perhatian medis. Gejala reaksi dapat berkembang pesat, sehingga perlu segera menuju ruang gawat darurat jika curiga terjadi reaksi alergi anafilaksis. Munculnya anafilaksis tidak dapat diprediksi, sehingga pertolongan harus dilakukan secepat mungkin, karena jika terlambat dapat menyebabkan penderita tidak sadarkan diri atau bahkan meninggal.     


Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya alergi:

  1. Jagalah kebersihan lingkungan, baik di dalam maupun di luar rumah. Hal ini termasuk tidak menumpuk banyak barang di dalam rumah ataupun kamar tidur yang dapat menjadi sarang bertumpuknya debu sebagai rangsangan timbulnya reaksi alergi. Usahakan jangan memelihara binatang di dalam rumah ataupun meletakkankandang hewan peliharaan di sekitar rumah anda.
  2. Kebersihan diri juga harus diperhatikan, untuk menghindari tertumpuknya daki yang dapat pula menjadi sumber rangsangan terjadinya reaksi alergi. Untuk mandi, haruslah menggunakan air hangat seumur hidup, dan usahakan mandi sore sebelum PK.17.00'. Sabun dan shampoo yang digunakan sebaiknya adalah sabun dan shampoo untuk bayi. Dilarang menggunakan cat rambut.
  3. Jangan menggunakan pewangi ruangan ataupun parfum, obat-obat anti nyamuk. Jika di rumah terdapat banyak nyamuk, gunakanlah raket anti nyamuk.
  4. Gunakan kasur atau bantal dari bahan busa, bukan kapuk.
  5. Gunakan sprei dari bahan katun dan cucilah minimal seminggu sekali dengan air hangat akan efektif.
  6. Hindari menggunakan pakaian dari bahan wool, gunakanlah pakaian dari bahan katun.
  7. Pendingin udara (AC) dapat digunakan, tetapi tidak boleh terlalu dingin dan tidak boleh lebih dari PK.24.00'
  8. Awasi setiap makanan atau minuman maupun obat yang menimbulkan reaksi alergi. Hindari bahan makanan, minuman, maupun obat-obatan tersebut. Harus mematuhi aturan diet alergi.
  9. Konsultasikan dengan spesialis. Alergi yang muncul membutuhkan perawatan yang berbeda-beda pada masing-masing penderita alergi. Mintalah dokter anda untuk melakukan imunoterapi untuk menurunkan kepekaan anda terhadap bahan-bahan pemicu reaksi alergi, misalnya: dengan melakukan suntikan menggunakan ekstrak deburumah atau dengan melakukan imunisasi Baccillus Calmette Guirine (BCG) minimal sebanyak 3 kali (1 kali sebulan) berturut-turut, dan diulang setiap 6 bulan sekali.
Previous
Next Post »