Apa itu Difteri ?
Kita sering mendengar tentang Difteri akhir-akhir ini. Difteri adalah penyakit saluran pernafasan atas yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheriae, ditandai dengan sakit tenggorokan, demam rendah, dan adanya pseudomembran pada amandel, faring, dan / atau rongga hidung.
Bagaimana Difteri bisa menular?
Populasi rentan terserang difteri adalah anak usia < 15 tahun. Penularan difteri melalui kontak fisik langsung atau percikan ludah penderita difteri saat penderita berbicara, batuk atau bersin.
Apa saja gejalanya?
Masa inkubasi difteri adalah 2-5 hari sejak kontak pertama. Mula-mula anak tidak suka main, tampak lesu, nafsu makan hilang, suhu tubuh meninggi sampai 38-38,5 derajat Celcius, batuk sedikit, terjadi pembengkakan Kelenjar getah bening pada tenggorokan, jika menelan agak terasa nyeri, sulit bernapas , mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung. Lapisan(membran) tebal terbentuk menutupi belakang kerongkongan atau jika dibuangkan menutup saluran pernapasan dan menyebabkan kekurangan oksigen dalam darah.
Bagaimana mencegah tertular difteri?
Pencegahan difteri paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan tetanus dan pertusis (vaksinasi DPT) sebanyak 3 kali sejak bayi berumur 2 bulan dengan selang penyuntikan 1-2 bulan. Pemberian imunisasi DPT akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Efek samping imunisasi DPT yang mungkin timbul adalah demam, nyeri dan bengkak pada permukaan kulit. Cara mengatasinya cukup diberikan obat penurun panas.
Penanggulangan difteri?
Perawatan bagi penyakit ini termasuk antitoksin difteri, yang melemahkan toksin dan antibiotik. Eritromisin dan penisilin membantu menghilangkan kuman dan menghentikan pengeluaran toksin
Dengan pengobatan A.D.S. (Anti Difteri Serum), penicillin, vitamin B1, dan lainnya, mungkin anak dapat dihindarkan dari bahaya lebih lanjut dari difteri.
ConversionConversion EmoticonEmoticon