Tahun 2014 Kementerian Kesehatan (Kemkes) mencatat dari sekian banyak
kanker yang menyerang penduduk Indonesia, kanker payudara dan kanker leher
rahim (serviks) tertingi kasusnya di seluruh Rumah Sakit (RS). Berdasarkan Sistem Informasi RS (SIRS), jumlah pasien rawat jalan maupun
rawat inap pada kanker payudara terbanyak yaitu 12.014 orang (28,7%) dan kanker
serviks 5.349 orang (12,8%).
Permasalahan kanker di
Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara berkembang lainnya, yaitu sumber dan
prioritas penanganannya terbatas. Penanganan penyakit kanker di Indonesia
menghadapi berbagai kendala yang menyebabkan hampir 70% penderita ditemukan
dalam keadaan sudah stadium lanjut. Di antaranya masih rendahnya kesadaran dan
pengetahuan masyarakat mengenai penyakit kanker. Ini terkait dengan umumnya
orang mempercayai mitos. Misalnya, bahwa kanker tidak dapat dideteksi, tidak
bisa dicegah dan disembuhkan.
Lebih dari 40% dari semua
kanker dapat dicegah. Beberapa jenis yang paling umum, seperti kanker
payudara, kolerektal, dan leher rahim dapat disembuhkan jika terdeteksi dini.
Dan dengan perkembangan teknologi saat ini kanker bisa dideteksi dini sehingga
apabila penderita mau memeriksakan secara berkala kesehatan serviks nya ke
pelayanan kesehatan, maka prevalensi kanker serviks di Indonesia dapat
diturunkan. Bila wanita Indonesia memahami
mengenai kanker serviks dan melakukan screeening rutin,
prevalensinya mampu ditekan hingga 70 - 80 persen. Tetapi di
masyarakat masih belum ter mind set untuk secara sukarela mau
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dengan alasan malu dan bahkan masih
banyak yang belum tahu tentang kanker servis.
Kanker tidak harus menjadi
genetik murni , kanker juga bisa dikatakan sebagai penyakit gaya hidup karena
dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat dan menjauhkan faktor risiko
terkena kanker seperti terpapar asap rokok, diet rendah serat, paparan sinar
ultraviolet, dan berhubungan seksual yang tidak sehat.
Prevalensi kasus kanker serviks atau
kanker leher rahim di Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan data dari Globocan
2008, ditemukan 20 kasus kematian per hari akibat kanker serviks. Tingginya
kasus kanker serviks di Indonesia dipicu oleh beberapa hal seperti, faktor
geografis Indonesia yang terdiri dari 13.000 pulau, tidak ada program screening,kurangnya
fasilitas sitologi dan terapi, kurangnya kepatuhan pasien untuk melakukan
pemeriksaan rutin, sebagian besar kasus ditemukan pada stadium lanjut maka akan
masih banyak kendala bila hanya program deteksi menggunakan pap smear.
Kanker serviks adalah kanker yang
disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) yang menyerang leher rahim dan
membutuhkan proses yang panjang antara 3 - 20 tahun untuk menjadi sebuah
kanker, terjadinya diawali dengan infeksi. HPV dikatakan lebih mudah
masuk dan menginfeksi jaringan kelamin yang akan berkembang menjadi kanker di
kemudian hari. Selain itu, karakter HPV sendiri lebih mudah berkembang di
jaringan yang masih muda. HPV lebih menyukai jaringan yang licin dan halus yang
umumnya dimiliki oleh organ reproduksi yang masih muda. Itulah kenapa remaja
yang berhubungan seks lebih rentan terinfeksi HPV.
Hampir 80 persen kasus yang ditemukan
sudah dalam stadium lanjut. Kanker serviks merupakan penyakit yang berjalan
lambat (silent
disease) sehingga pada stadium pra-kanker dan kanker stadium
awal tidak menimbulkan gejala atau keluhan sama sekali.
Gejala Kanker
Serviks
Anda mungkin sama sekali tidak mengalami gejala kanker
serviks – pada tahap awal kanker serviks biasanya tidak menunjukkan tanda dan
gejala. Inilah mengapa pemeriksaan menjadi penting. Tanda dan gejala kanker
serviks pada tahap lanjut antara lain:
- Pendarahan
pada vagina ketika berhubungan, saat tidak dalam periode datang bulan atau
setelah menopause.
- Basah
atau keluar darah pada vagina yang kental dan berbau.
- Sakit
pada pinggul atau nyeri ketika berhubungan.
Penyebab
Kanker Serviks
Secara umum kanker terjadi karena mutasi sel normal menjadi sel yang tidak normal. Sel yang normal akan tumbuh dan melipatgandakan secara teratur. Akan tetapi sel kanker tumbuh dan melipatgandakan diri secara tidak terkontrol dan sel tersebut tidak mati. Akumulasi dari sel tersebut akan menjadi besar dan disebut dengan tumor. Sel kanker menyerang jaringan tubuh terdekat dan dapat memecah dari sumbernya untuk menyebar ke manapun di bagian tubuh. Ada dua tipe umum kanker serviks
- Squamous cell carcinomas terdapat pada bagian bawah serviks. Tipe ini menjadi penyebab sekitar 80 sampai 90 persen kanker serviks.
- Adenocarcinomas terjadi pada bagian atas serviks. Tipe ini menjadi penyebab 10 sampai 20 persen kanker serviks.
Apa yang menjadi penyebab sel squamos atau sel glandular menjadi tidak normal dan berkembang menjadi kanker tidak jelas. Tetapi virus HPV memainkan peran dalam hal ini. Bukti menunjukkan bahwa virus HPV ditemukan pada semua kasus kanker serviks. Tetapi di sisi lain banyak pula wanita yang memiliki virus HPV tidak pernah mengalami kanker serviks. Ini berarti ada kemungkinan faktor lain juga memainkan peran, seperti genetik, lingkungan atau gaya hidup.
Faktor Risiko Kanker Serviks
Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks
antara lain:
- Berhubungan seksual dengan banyak pasangan
- Melakukan hubungan seksual saat usia dini
- Penyakit seksual menular lain
- Sistem imun tubuh yang lemah
- Merokok
Pencegahan Kanker Serviks
Anda dapat mengurangi risiko kanker serviks dengan mengambil
tindakan pencegahan infeksi virus HPV. Gunakanlah kondom ketika berhubungan
seksual karena hal tersebut dapat mengurangi risiko terinfeksi virus HPV. Sebagai
tambahan adalah dengan :
- Menunda hubungan seksual sampai usia matang
- Setia pada pasangan
- Hindari merokok
- Gunakan vaksinasi pencegah HPV
- Ikuti prosedur pemeriksaan serviks (pap smear test)
Keep your personal hygiene and stay healthy.
ConversionConversion EmoticonEmoticon